Popular Posts

Monday, October 18, 2010

Mudahnya Menghakimi Indonesia


Guys, coba deh kita bertanya pada diri kita sendiri...pernah gak kita tuh ketika there's sumthing bad about Indonesia, we once said " ahhh...emang tuh kebiasaan orang Indonesia..." atau " yaaahhh...namanya juga orang Indonesia...' or even worse " Indonesia...malu gue..." pernah gk?? hmmm.... i bet u do... :). when i was googleing, i found this very interesting post about that...nahhh...setelah gw baca, tulisan ini bener-bener ngebuka mata gw banget, and this is became one of my favorite posts in my blog...read it, and think about it... who's or what's wrong really... :)



Mudahnya Menghakimi Indonesia
Beberapa saat yang lalu kita dihebohkan dengan peristiwa kerusuhan di Jl. Ampera, setelah sebelumnya disuguhi oleh drama kekerasan yang sama di Tarakan. Terus terang saya baru mengetahuinya melalui twitter yang terus-menerus memberitakan kejadian ini. Beberapa di antara kicauan ini ada yang sampai mengupload gambar korban kerusuhan Ampera yang sedang terkapar dengan lengan yang terputus.
Namun saya tertarik melihat suatu fenomena lain di twitter, mengenai bagaimana orang-orang mengekspresikan reaksinya terhadap peristiwa ini melalui 140 karakter.
Banyak yang mengungkapkan ketakutan, kecemasan, peringatan, maupun update dari peristiwa ini. Namun tak sedikit juga yang melontarkan “kesimpulannya” terhadap negara Indonesia melalui kejadian ini. Ini yang menarik.
One said we’re so fucked up. One other refers this country as Republic of Demon (RI–Republik Iblis). Banyak juga yang menyimpulkan bahwa negara ini sudah tidak tertolong lagi. Intinya pesimisme begitu menghiasi timeline saya ketika itu. Disamping itu, lucu juga melihat negativitas yang menghiasi timeline  sambil sesekali menyaksikan tweet-tweet dari Good News From Indonesia dan Great Indonesia yang seperti menandingi negativity mayhem ini dengan berita-berita positifnya mengenai Indonesia.
Anyway, saya melihat banyak sekali orang yang cenderung (by I mean “banyak” is in almost in every people I met when talking about this country)  mengutuk, mengkritik, dan mengeluhkan negara ini. Ya yang dikutuk, dikritik, dan dikeluhkan, dan disalahkan adalah negaranya. Beberapa orang menyalahkan pemerintah. Beberapa yang lain lebih suka menyalahkan “birokrasi”. Dan beberapa yang lain cenderung menyalahkan sistem. Apapun itu, seringnya, menurut pandangan dan pengalaman saya, mau itu pemerintah, birokrasi, dan sistem, kita akan selalu melekatkan ketiganya ke dalam satu istilah yang sama NEGARA INI.
Mungkin manusia memiliki kecenderungan otomatis untuk menunjuk dan mencari kambing hitam, so, ketika ingin mengutuk apapun yang tidak baik yang terjadi, memang lebih generik dan efisien (dan lebih mudah serta tidak perlu berlelah-lelah menganalisa) apabila langsung mengarahkan kutukan ini ke subjek pastif besar global yang bernama NEGARA atau BANGSA. Ketika kita mengarahkannya ke NEGARA. Done. Tujuan kita tercapai karena something wrong yg kita ingin tuju ada di negara ini. Sama seperti hendak membunuh babi hutan dengan membakar keseluruhan hutannya.
Dengan demikian, kadang yang ingin saya tanyakan hanyalah ini :
“Ketika kita sedang mengeluhkan dan mengkritik negara ini, SIAPA/APA sesungguhnya yang sedang kita keluhkan atau sedang kita kritik ?” Pemerintah ? Birokrat ? Teroris ? Aparat keamanan ? Perusuh ? Provokator ? Siapa ?
Ketika kita sedang melontarkan kalimat seperti “Ah, susah negeri ini mah”, “Gimana mau maju bangsa kita ini ?” “Payah Indonesia, ngga akan pernah bener deh ini negara”,  maka sebetulnya POSISI KITA SEDANG MENJADI SIAPA ? Menjadi orang DI LUAR Indonesia ?
Ketika kita sedang menggerutu atau mengujarkan sinisme seperti “Ck ck ck, tipikal orang Indonesia ya gitu,” “Orang-orang kita mah emang dasar kampungan, payah, bloon”, maka sesungguhnya KITA sedang jadi SIAPA ? Orang Amerika ? Orang Jepang ? Apakah ada yang sadar bahwa ketika bicara seperti itu maka sesungguhnya kita sedang mengkritik dan mencela diri kita sendiri sebagai orang Indonesia ?
Saya heran, ketika memang tujuan dari sinisme dan celaan ini adalah kepada orang atau pihak tertentu, mengapa harus mengganti objek kritik dan celaan ini menjadi NEGARA ? Jika menurut kita INI ADALAH NEGARA YANG KAMPUNGAN, PAYAH, BLOON, etc, in my opinion, kita pun sedang mencap hal yang sama kepada anak-anak bangsa kita yang telah meraih medali emas pada Olimpiade Fisika dan Matematika di manca-negara.. Hey, mereka juga orang Indonesia khan ? Are they sucks and stupid as we accuse ? Of course not. Dan tentu saja kita tidak bermaksud demikian.
You know what is the problem ? In my opinion, some people just LOVE to OVER-GENERALIZE. Beberapa orang mungkin senang menggeneralisir hingga ketingkatan super-makro seperti negara ketika dirinya kesal karena dijahili polisi lalu-lintas yang tidak jujur. Beberapa orang lebih suka mengutuk negara ini ketika dirinya sebal dengan birokrasi yang berbelit-belit dan UUD (ujung-ujungnya duit) ketika sedang mengurus perpanjangan KTP. Beberapa orang lebih suka menyalahkan NEGARA ketika dirinya tidak tahu lagi mengapa banyak sekali kekacauan dan hal-hal aneh yang terjadi melalui layar kacanya.
Beberapa orang lebih suka meng-generalisir. Mengapa ? Karena lebih mudah. Semudah melincinkan umpatan dan makian itu diatas lidah tanpa melewati gerbang pertimbangan otak dan nurani. Mengapa ? Karena beberapa orang sudah terbiasa meng-generalisir something wrong yang ada di sekitarnya langsung ke negara. Hal ini kemudian menjadi respon otomatis, yang merupakan hasil dari peneguhan terus-menerus selama hidup mereka. Dimulai dari ketika mereka mendengar ungkapan dan ekspresi generalisir ini dari orang tuanya. Diulang-ulang. Melalui temannya. Diulang-ulang. Melalui guru-gurunya. Diulang-ulang. Dan jadilah beberapa orang ini tak jauh berbeda dengan apa yang selama ini mengelilinginya. Dan jadilah beberapa orang ini siap menularkan dan mewariskan sikap yang sama ke anak-anaknya. And the cycle just keep on and on.. Dan sialnya, biasanya siklus ini terjadi di alam bawah sadar.
So mengakhiri tulisan ini.. In my opinion, there’s nothing wrong with this country. Tuhan menciptakan Indonesia dengan sedemikian luar biasanya.. We’re all knew it already.
So what is wrong actually ? In my opinion, yang salah bisa jadi pemerintahannya yang korup, sistemnya yang carut-marut, atau birokratnya yang tidak capable dan profesional..
Tetapi sama salahnya juga.. Orang-orang yang cepat berubah menjadi HAKIM AGUNG yang senantiasa mencap negeri ini dengan penghakiman-penghakiman spontannya ketika terjadi sesuatu. They provide nothing but judgment.
That whats wrong. Really.

No comments:

Post a Comment